Fluida Statis
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida Statis
2. Fluida Dinamis
Fluida
Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel
fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak
memiliki gaya geser. Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi
statis sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara
sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun,
seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut
bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai
yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan
dari permukaan sampai dasar sungai. Cairan yang berada dalam bejana
mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir.
Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya
dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar
bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh
permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan
statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan
gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut.
Sifat- Sifat Fluida
Sifat fisis
fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada
dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di
antaranya, massa jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah
Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa
besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang
tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada
sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara kayu
dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu
masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang
berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam
Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis,
yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa
setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka
semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda
yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki
volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI
massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3) Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut:
dengan: m = massa (kg atau g), V = volume (m3 atau cm3), dan ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
2. Tegangan permukaan
Mari
kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di
permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan
permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan
zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh
molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul
lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya
gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi
permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini
diberi jarum atau silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan
gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini
dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam
merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang
jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan
zat cair. Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan
permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
3. Kapilaritas
Tegangan
permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu
kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak
tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah
kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala
kapilaritas.
Untuk
membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter
kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam
bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa
akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam
bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun
atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala
inilah yang disebut dengan gejala kapilaritas. Pada kejadian ini, pipa
yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas
adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat
cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air
pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung,
sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut meniskus
cembung. Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi.
Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya
ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat
menempel karena molekulnya saling tolak menolak. sedangkan adhesi adalah
gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan
baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat. Pada gejala
kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel
airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa
dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh
karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih
besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca. Kenaikan atau
penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain
keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga
basah. Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata
menuju ke atas sehingga dinding rumah lembab.
4. Viskositas
Viskositas
merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh
karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah,
sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan
internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai
pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh
fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh
karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan
tekanan dan tegangan disebut fluide ideal.
5. Tekanan Hidrostatis
p= F/ A
dengan: F = gaya (N), A = luas permukaan (m2), dan p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan
diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas
permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama,
luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar
daripada luas bidang yang besar. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang
terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak
bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam
fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik
tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p,
menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan
antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis
p=
massa x gravitasi bumi / A Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh
fluida dituliskan sebagai p = ρVg / A Volume fluida di dalam bejana
merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi
fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar
bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= ρ(Ah) g / A = ρ h g
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.
Ph = ρ g h
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2),
dan h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin
tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau,
tekanan hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal
tersebut disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat
cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin tipis
seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan
udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair,
massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh
karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika kedalaman
bertambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar