Kamis, 23 Februari 2017

Optik (Pemantulan Cahaya)

Pemantulan Cahaya 

Pemantulan cahaya terjadi apabila pancaran cahaya mengenai bidang pantul kemudian bidang pantul tersebut meneruskan pancaran cahaya tersebut. Sebagai contoh pemantulan cahaya adalah pada saat kita mangarahkan pancaran cahaya senter ke suatu cermin, maka cahaya tersebut diteruskan oleh cermin. Pada kejadian ini senter adalah sumber cahaya kemudian cermin adalah bidang pantul.


Hukum Pemantulan Cahaya

Telah kita ketahui bahwa cermin datar memantulkan cahaya yang datang padanya. Pada gambar diabawah adalah gambar pemantulan sinar oleh cermin datar.

Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar
Sinar dari kotak cahaya yang ditutup dengan celah tunggal diarahkan ke cermin datar, sinar mengalami pemantulan seperti gambar di atas. Dengan melakukan kegiatan menggunakan kotak cahaya, cermin datar dan busur derajat didapat data sebagai berikut.
Percobaan Pemantulan Cahaya


Tanda x tempat jarum ditancapkan untuk menyatakan sinar datang dan sinar pantul, kemudian dibuat normal sehingga sudut datang dan sudut pantul dapat diukur. Bila sudut datang diubah dengan cara mengubah posisi kotak cahaya, sudut pantul juga berubah.
Dari percobaan di atas, kita ketahui ada beberapa data yang sudut datang dengan sudut pantulnya berbeda sangat kecil, ini dapat terjadi karena kekurangsempurnaan alat dan pengamatan (kesalahan pengamat). Jika kesalahan dapat kita perkecil serendah mungkin tentunya kita dapatkan :

Sudut datang (i) = Sudut pantul (r)

Selain itu ternyata sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
Bunyi Hukum Pemantulan :
  1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
  2. Sudut datang, sama besar dengan sudut pantul.
Ada dua macam pemantulan cahaya yang terjadi pada benda tidak tembus cahaya, yaitu : 

Pemantulan Cahaya Teratur
 
Mengapa ada benda yang jika disinari tampak menyilaukan dan ada yang tidak? Apabila benda-benda seperti cermin datar, perak datar, air yang tenang disinari dengan sinar matahari, maka sinar-sinar dipantulkan dalam arah yang sama sehingga tampak berkilauan. Pemantulan demikian dinamakan pemantulan teratur.

Pemantulan Cahaya Teratur 
Pemantulan Cahaya Teratur

Pemantulan teratur umumnya terjadi pada permukaan yang rata seperti pada cermin yang bersih. Pemantulan beraturan terjadi pada benda yang permukaannya rata, seperti pada cermin datar. Berkas cahaya sejajar yang datang menuju cermin datar dipantulkan secara sejajar.

Pemantulan Cahaya Baur

Kemudian, coba sinarilah kertas putih, apakah kertas tampak berkilauan? Ternyata tidak, berarti tidak semua sinar pantul sama arahnya. Pemantulan demikian disebut pemantulan baur atau difus (tidak teratur).
Pemantulan baur terjadi pada permukaan pantul yang tidak rata, misalnya dinding dan kayu. Ketika cahaya mengenai permukaan pantul yang tidak rata maka cahaya tersebut dipantulkan dengan arah yang tidak beraturan. 
Pemantulan baur dapat mendatangkan keuntungan sebagai berikut.

1. Tempat yang tidak terkena cahaya secara langsung masih terlihat terang.

2. Berkas cahaya pantulnya tidak menyilaukan.

Pemantulan Cahaya Baur 
Pemantulan Cahaya Baur


Sedangkan pemantulan baur umumnya terjadi pada permukaan yang tidak rata seperti pada cermin yang kotor. Pemantulan baur terjadi pada benda yang permukaannya tidak rata. Berkas cahaya sejajar yang mengenai permukaan tidak teratur akan dipantulkan baur.
Pemantulan beraturan menyebabkan penglihatan mata silau, sedangkan pemantulan baur membuat penglihatan menjadi nyaman. Sebuah benda yang terletak di depan cermin akan membentuk bayangan. Cermin adalah benda gelap yang dapat memantulkan seluruh berkas cahaya yang jatuh pada permukaannya.

http://fisikazone.com/pemantulan-cahaya/

Rabu, 22 Februari 2017

Impuls dan Momentum Untuk SMA/SMK Kelas X

Impuls dan Momentum


Bila anda berada di dalam sebuah bus yang sedang bergerak cepat, kemudian direm mendadak, anda merasakan bahwa badan anda terlempar ke depan. Hal ini akibat adanya sifat kelembamam, yaitu sifat untuk mempertahankan keadaan semula yaitu dalam keadaan bergerak. Hal yang sama juga dirasakan oleh si sopir yang berusaha mengerem bus tersebut. Apabila penumpang busnya lebih banyak, pada saat sopir bus memberhentikan/mengerem bus secara mendadak, harus memberikan gaya yang lebih besar. Dalam bab ini akan dibicarakan mengenai momentum, yang merupakan salah satu besaran yang dimiliki oleh setiap benda yang bergerak.

Di dalam fisika, dikenal dua macam momentum, yaitu momentum linear (p) dan momentum angular (L). Pada materi ini hanya akan dibahas momentum linear. Selain momentum linear akan dibahas juga besaran Impuls gaya (I) dan hukum kekekalan momentum linear, serta tumbukan.


1. Pengertian Momentum

Istilah momentum yang akan dipelajari pada bab ini adalah momentum linear (p), yang didefinisikan sebagai berikut : Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut:

p = m . v                                                                                                                                               ( 1.1 )

p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar) dan v kecepatan (besaran vektor). Bila dilihat persaman (1.1), arah dari momentum selalu searah dengan arah kecepatannya.

Satuan Momentum
Menurut Sistem Internasional (SI) Satuan momentum p = satuan massa x satuan kecepatan = kg x m/s = kg . m/s. Jadi, satuan momentum dalam SI adalah : kg.m/s


Momentum adalah besaran vektor, oleh karena itu jika ada beberapa vektor momentum dijumlahkan, harus dijumlahkan secara vektor. Misalkan ada dua buah vektor momentum p1 dan p2 membentuk sudut α, maka jumlah momentum kedua vektor harus dijumlahkan secara vektor, seperti yang terlihat dari gambar vektor gambar 1. Besar vektor p dirumuskan sebagai berikut :

data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAKkAAAAYCAIAAAAOIUqoAAAJ10lEQVR4nO1aCVRTZxZ+WYCQsINhiZIQECxrcFSOCq0EBBQVrSAeUERRXFlcUBEatEUBFxQd644DhyqLVioWrCMytIM6ArIVBQQCyBJAFoGQkO1NEnAhG4mE9Izjd3IOvPDf77vvv/9/3/3vAw6CIKAI0CmNw3p4HbhCxL5AGigqFrS6e4WwLaa6CpL7AvF4v9sVFHt2L3nQ5BvFaH2BlFBQ7IdfNxthURM+XwYKwrfe1rTW6SolzyJdDCWgIJMRlS/b5wfFxJ5BaYCb2ihNOE4Jszw6jmil/jZnuX3s4023FqtPRlW+bJ8fFBJ7cLCJgrVVnXigqrmLFe8nh8VR1UPBJikrX7bPDwqJPb2VrINzgko7nN2Wl6UUHDMHKRdx+bL9L2GEfOvQzqQKUOltr0FQ8tVtVgJToIjYs3sah/DOCOkGg0Pll0/Wb7gUbaEsB2nZ2OiV8av9rjQqG0xD0t/0qTmGnTm52V7j/ZoFqZVXvzt8+tydl5wZtvbTwAEKhYldGn4yMWSBjviF/WlWkwb49vd97rvfJJT8tkqv9eICu43X3B6H4MeFWxGxH25pwRijpBnJ6S++nPjYOiraSU8OKVpmNmZ3DWtjbsVe7kLh9D3aYeXiSjWuT/PQHqsRISjbLd+HFl6/0+p2vSjDRQ1gNKX5Eta7dOjW567DiJP4NKvJgtlwLewqdOtzT32uwjQ7AqIi82nvLjz643JXAbFndHALPbuJCz0AoJXErI38GaafeQEAEDaRv9zcgP3gH63q74eSoUFxO6ylzCCysyHMA/bPNOFnCKj2PN9FGpce3qmhecz/kCtZb/6s7gew87AqvCtl3KrwFdrZN1NLBtZhtMV78mlWkwGjPv1SJdorefRmQDaTxehu7GEC6I/Tn6jY018k+bqG38WcLdhd/93e8/8eNPVJvJsabCHlnAsAHCB34ggChZ4YiXlJDX1J4m6n8XZSEtT5sIjYy4tNaQbR5cMVhw0CykilcQdDetPTJgDlYqs/tpQh3AH8gRIhmxWzLS92V8yvvTpoFWpbfbd5bH66H4bZkBG581QxiFZnUChwxwMX4teaIQAWJTcqILqQra9Oa2k3iMjLDDTmB5RN+T27DjGbiB+9OXpnUx8AVYIJnHFFxR7xlf86iz13K3/JppJSnwc9DHYKDg33/TZ3tR710Vojl4xBkS7DFuf0PFimyZu0nsL4QyXLk/ba8KRpr8m6Jt8IPNnES3zKGVy+bKNgUsqqB/UWe1l8vGpZb6r+5G1g3NiCYVGePe0CLN0t1SRRyWQ1Up2wdOW1+blVt120ocDw030BxXTOcAnJfcPDjcXFUTYIcOjZQcJCdyWzqhOWZdGbUwzS6lKJGqzmtMiHjHerabguvxagdUV5Oh3lzgBn8NVjDrBgupZAsEXm/JHWEjJgHnb2+BZLbo7w27di/72i0jbGaj01YvoAmC5xzsD+ohNHcsjPHvxUszOegOAVelS8i9BWFSuhIjCQwxgcoLK4NzUwxARB6FB/Xx+Hu3PgSA11FejUsPEwVHr+xw63hBjHcT0B/gZGEgm8DQyOtOYnBEZVmYf+c7OZxCeaLFa08gs/VhptSF2ozXcHaRdyUFeHUZ6Q0mAS7s3PvBA1u/X+uOMXL5cfOTlA6e/rLW8edrZBYtedCHpHwup5WTek4plZkLNEg3vZm+2mv6rC2kRNin0PDJOfd6haOkx/93CAQACEBkK6ohSi6RCW6NCdXLI8s/YwwQ5BbWmZjhVe4NJKsJovOOLDK99f++N0+D+/iq+tOGD+bvLkywawu3Ijgv9YmXE/EDtufljdVdVvgeFnB5c4HWENUzk6tp7JFXu8rTUkTo0sViCVXN4BGFobvlu0qtg5M8HukuouQAenM+agMtocDXRVN1PVlkRsNyfutdVPXrZ51/4DQU4GoyNYvc19wDQievSK3vy4lgWzJM4UbLCIiv1IW2kjG7sNPzqW1VlW0ac128FImmoN4G0iBBwwWuKv7ZVZG2M3q71e2ZQgpCK1BMzQ+9ojq342AFCLdq88DDmcnbiQe2SAaZrPgE8NG7vrtwM+p7QS78e66glEh970pAlQW329UKYWoexWIJvDTU0f7VLuWgbG9cO5v0MhEIjWN6dK29feSb547sz2r1Pys16kextw63qQSWcCKF0k/xDB7nyS3wLMjpyvI/gAFBV7Grm0HWVlP7qImE3ZKTXYwCsOPL+HCvxmEG/2i3RY2eNeV56n5ugFzMjDT9MrqzY6rL0LZy/c0RMrweoquhixL9f5Vk4g//wDQWDmOGN4o95S9SAQqP0iV1dNKdmE+/kTsjFf3w4LTLc4nR06W12oVhjdwCaOpiI7lIKeS2Ml7CHKhGAI3H5KpgcYvD9dQFA4WwPgEZlbp0/jZTZGZ20XYOCGQ7J7G98gTeb6Rs71CSS64YNTy6neHtwsD9eeoQUHOfzFwmrNS61QcfnHCuHjpIjYM9rKGtjYHbxdBA5VnA2KZ+zMIo22xdScb/SBN0TduSC4wffXWplV4Wmoa+IslNzESYC09tcqNmacWyxpNCZiG5Gxn89sSVtPPAoP+QHfXvhr++htaFl+vRA/9hKI/9zWXEZAi5g08Z5LshJ+46Bqt2WTxfnjoUdXZZNcMSoQboVCY3O/DJyZfCOzZg/JVhUcLEtNazYL3GKHpOaTIuiJKd5oKABXUVZBW4wd4ZSMXZdg4p/VDYKzgEexsZUE0n+8jYQ7CSIcojWXtDJrEr51LzBVG6Eb+Ob8sc1BW+YOFH/nL7uQtyZor2DBJUFC1fhvdiP5IqtzTa8CDkeklDg2Sf18UWy0FxnZDTUj4T4/ffhu1rGaikgLZZBamfz98Ss5AwCj6nwkqT5gz6a5Wh/PCUSU5xNaifAQYUd6kM3edmANLp6mboS3ILiGnDvlZx+Tl0Lbvonoqq/F7qQoeaXdj+Fm02F949cBRMfLWA06pUd3f+pBwlhNjbCPvLbNJ8SdeBqgoXfl3Y+wEXU+F449o6PsFZuQ+KR4F25SjR+YoYc/KuKyxmHSlElIxSZ9P1/DI4cu5swNQdkGJaRxPzJ5JqWVgIfKxl5xuV5x48comfqeeeArYIice+xfL4+JooTqucQVvIgT9acPEJ4telNxm7KJue6kowIzdN+6/KWpiFwnN4kJ2eT7dmAq8Bd6KDRhTErlK7rhGoxwopYZsOkBqSdFfC9HCYls8n07MBX4az0cH3tWW25C1KUXLMrd2B+s40mrsVKe62SARAmQ+urhzxlFrU2om5lmPqsWYSdqI0tik9jPlzdk9lzhHgpjvBYcszQ6a2n0lApKkoCgZi5eH839yINNVVI/X96Q2XMeFOqhML78z/T/L/                                                                                                              ( 1.2 )


Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor

            Gambar 1 : Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor

2. Hubungan Momentum dengan energi kinetik

Energi kinetik suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v adalah

data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAEsAAAAmCAIAAAADRvE5AAAF+0lEQVR4nGP5//8/w7AGLAPtAJqDUR9SHfx+dWR6cc50jslnZtty08NCevrw3/uTM+u6t99/dODiqyC62UrXOORQDu9ZnfKk32hrK/0spacPmThFhIDJlI42gsBoSTNEwKf9Belr+XWEXp29r1E3I8+AmxEuNUx8yCrtW9PupM37cbOvYcuxpDWuvHCpYeJDTjVnbRD9788/ThFuZmSpYeJDCPj7dPtq1rR6Ey5kQUwf/v96aU5tQ//k9df/iCipCbOCU/S/788fCTZcPVOoPGiD5P+XC7N67sTPrFFnQxHHdDAjt15qU97B+esfuy6/sMoFkqD/Ppod1KgkTpn3fj/ePGHKzmvXD9xiePeuPi3TQM0yuSROmxotm38fTs/qO6ZTXWMrwowmhdXNf95cufqBQdFSkRMuxK7oGaTBQZkzWGV9Szt9gYz5lJmDCb6fqY+oXMcsvmo6sFmhW7lxebw83GNYffjjwYkHDLzu+pA4+/X28SceWZcMb2q7CxP8e3ugMTK8aY/K/NOl10pyJhz85dB3YLXvpeqY/Bln2IPn7qz41Z+QNYdjxuPjSdJMDL9u9tnrlvyb/vhY8sS77ydiNxObD/+8uXzlA4OChQIozv6/31NR87tjgT87IxalDF/2RUg5r/yM1Wxm181vd/nwk+BDJmH73FSttr2Plk24Xrr4gm+bnl1LdupVv7wNF13SVIKnn5l4uLF43vyiQ/e+J0lzM7DJ21vKyf/SEURPmYR8CI5Chn+zoh3XsjD8/XD3o+92bqzeAwIepxWf/q8gwRMEwM9Hp+794bfM6St3Ff1x/N8/BmbFlK4CG8HPOxj+s/Lzc7AI6lpLfdx94dUfW0WWb5dWHFKrWWfMhc9ELD788/ry1Y8Mun2bD4NKzs+7U7K+yrBT6HBGRlxBBAXQoYb/X+6eec7jlOwoysTw79PtS28E3eOtBRkZfj+/cPunVKACJwOHgp0266xDd77nyrycW3M6uL9FDn/5h0X2x4PjDxj4vQwguZDbur2fUYiA+6gGfj4+fe+fvBc4f/x4ePI+g0IMmP39wclHzErGoJBm0nBQ/D7/9KOH7xuX67Tu1CIU+Jg+hEShorUSpORk4hIVYfhxsafuYVyHn+iP6zN8A882nJ0D671+2R8l67T8A1az2Ty2vNruDc6HRI4G/f9658xzDnV9CVZgLvl08/xrXi0tYWAm+/3iws0fkr5KoOTIKmVuxNuwdW7VP87KzZa8BMMe04fgXCgUoCuCkPpyes5OtuQcJgZGNo5fv6StlRG1CI/jsvf/lxHjemLAz0dn7v2VywRH28+Hpx78l4+ERCcwCpmUTGTB8cWp6qT6fcn0l3NveoowETYTxYd/3xye1j59yeZPDF+2pFoZcELC5/+fjw9fmaxsBaeWe2d/6eXwPJgVVfs1d3KepRC+Uoxk8P/r3dPPONSgUXjr/CteLR1QQANz4c2vf/5tXXLEIcdWlFlQz1rb1H9SNIEMiM2HzCK2ub1AhDNOfr+8cF9Q4/WSZZy1s1M1uUjLnT8udQRHzb7HJiHK9ePNex6b/Ak9KYZ8yLHAKByy71cIhM0kHnv0TyyEzapWdvV/GVwZp3HvlVNEW0taO+z7vROPnn7tmsyeG8JBcuHz+/WNP4nbLhYD243/3u/L0nZ2+Sp3Z4mHII1LMZJ8+Ov52Sca5asmvozKWHHfP0+ZlSSrONTiylQVwc1iJkGzcAe+mXvW3/juYYm3NqMckOTD7/fO/dV3F1V1SuPyaN0YNDNEhhQ/sso6OSN4//7+Z2DjYqV9NUSSD/k9V5/yBDFit12Kpcja3y/OX/0s4uqvzklYLYVgYLp7X85OnfbcrbPehpewWkrBAPjw76ttpWmHA1buSJCnh+309uHfVzvLQ3sF+na0uBBTXVMB0NWHvx+vzU9Yod6/Ic+IcGuLWoB+Pvz9aEmsUytLbrPSs4Nbn4GFmAW07KyVcPbMqAPo58Pv11ZuuHvjZ0HoUoSYRtuNi5VoI0fUBvTzIZ/                                                                                                                                           ( 1.3 )
Besarnya ini dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear p, dengan mengalikan persamaan energi kinetik dengan : m/m

data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAALQAAAAoCAIAAADYC0ddAAAIuklEQVR4nO2cC1QTVxrHJ4GEBIIYCEfKO6EGykt8bFkW8YGwYrtoC7i0KGpFqLWA1GddEbUFRVdBdCsCUna7VFHWiqIorfWF1WoSgVQQKgQIIoJY3k3IsyGxi54kk5lkMmTZ/A/nMAn3zv1l8r9f7v3yDaZSqRQwyihVMh1vAKMMV0ZzIKmBaykfnrHytu5mtXikHUv2s8Ag1VhPAmcwmgNJ4RzCU/cGe1n2l4dPT7+9+j+hlkg11pPAGYzmQFJE+gKv0d8SkYRIsTBBsLGeBM5gNAfyEndcKsUl7JxljnhjPUkdA+rmEHbfyt2YmEs4wiwIskB7cDAhBCYdqsk/0LQyL9Udj3Bj1dIZG4QBTXNIeu/mpf39Ugv3em13BIrjahRiYJI+Rn7Wbe/tqUEUzR8TsBqrPIHu2OAMqEYOglv0gdI1j7NnXMxAc1jNQgiMx9z53rZvTKaczpWd0mfbuZMrXdRfX1iN9YStgQFNc2CJFGtZHERxRIiCBCZ5fn33+9GfXXm9iLG5flPioRuCeVnXS8PZ25evP8Y0i/zy1texzm/mNPfmvNpNOsQu3BC77jjhWPud1Q5YQNCYNddnkyS3/XaccmM9YI+KX58THZJy3uHwtU+admz84tag29Ks818luBOIKoBfknFBClVYm7lJ8Z57vueeOPRw879rwvf4zkn/OL5ucXJZbUjC65FHb+Qsi7XDKnXDkHxX7974ZdGGmxzeagcLAO8yN8DZReBNRnF7Qnhj2XL3DefZ58qG0766H3clISghOSU6oiKSAp5amSDmQCWhNMK9xxFZBSRmbQ215d+RSAAT6pr9KbPJg5cBKc7KiqDsDIWwZJ9A+/7varpFQVTTX9klN+mp38xEdXcy8pjZAtDXH94f7ylbdcZsWrzlwg+sDkEkxQy02wQxBxoJJelQM7OTFBw33xYLSAYesXvIC1cGkjGAsLPm0Yj9u65EtT0JrnO8cPk3m3hJjl2FqYzI7HRndK/7ry33O4me/o6/70cwGIAwSa2Z/6sJYg40Ekoj7QyOxOUtV4LsmN92twVwXS4/5rXe5ZrQZjqCzEKSxzwqr4jBbevdfdI7o9ITfMIirpEOFkfsspamsK+oq7q2d/IMf3ucpn4TxBwK6TWhJB1uYnYS3KfZya6pZKCx+pmlp6eNzIbCpzWN/NfCaWCD4uz9Z1juulj4NwlxW3mAJdpfovBaWE8svKbbyd0gbC37V4PLqgJ/zcFV2RzSYfbxHbuyj5x9KKLQ6DY4+SuR8Dq55F11zE/cDNZNCCSUQDXCZXLEzh/Jg8VI271Wqcv7iiAiCxxY2iwn0GhAnBo8lVec21XYuIiiMZojLUFHdbPYZd1o4JAO1R6OyxR8XJoGZQYpv9cYC9/4z5JvFJ1tDz1ZczpE4S8xtyBiN22Kbs4Qtpcf+kdl/cPrPwO//LIz4SM/ekDcphVeSORJdUsoQQGTDjcznhDoLwLHz9Xdlp7eFNn1kK04GodFkovFt+YlBtmqGxxL9g30+sOSw8uQXGxAvZ68NuZjYcO+iIXX3EgjfLvo8qq1/mQoFlXJKup5UNcHUAOoY2ssM+qiCA+C9i9kVDin8M37wmUHRbqdR1k6JpSggGFsoq4KohTH2CmxP4hiX/Slb6mTbtE4BHHmwQf3YCBBEcTrKeisfiT2y7rDSHSF6UyVzfmtP7YClgunKSKF4Hn7AMkpZO3b8M6sjTQkmgorPxVkr9JLQmkCi9/K6MBT6TbwY5aqHqKenx70Aa5/lH+kSnuvfJoqzPznEjOVy6ihq+/ZLzg1qPLcJqHlz7/9ixUMGg2JplxmThXUhBKyYKgJeWzhU/Yj/mt/ddBih6TKHPLAAUjyl80/YwqI+5r7wy+pTSqRgksGpCXwx1UnTYkmU6gJJaTBUBLC2KKOin3b8+pFT8+nf+6dmRbponH7+rJUmEP07Ke6fsAnq7xqdG8y+N2adcNge3hIwmA0bN9e1DlrTjQhnFCCCKaxGSKCXuwNFRvn+OLx/ZL0qJJ0mAwqLiy/9U4rYPWWn2LFYRG4NxtjjdbOHEKiCTu+CaX/JymbQxE4qIE0xd4Ea25LAfi1B9LaVmQutuU/PBb+LmsX6/jvhSVD12Kcgk/2qTw3PuxC96W35Z+REOcElEQTxIQSwmBo3cBhUNjK5pCvOKzf8aGM/WmIcbwSH5eIBTB4gkDgEOg2tsUlzT/RKz2hC8HLgpRogpZQQhYMNRkU9ivmEPdUHd2bW1w+AAxdiP+TH1ExK6Wi/rbuWacy5OGdwxL4JpJa82N2DCcdSQ6wRvRrDIiJJn0klIxSoVeurwklKOmg7Eetc4VdNS1kj2fFJ4g7CuLfMIe3EuGzMyNjCjh4O1tzfk8vafb6QwfWTJ/08tyHmGhCOqGkGcwgpX9seJOPx/mR2zG8/4hZUhQB9hpV+KxB9EFF7UZ3PCDpvbrOa0HIsHNTcRh5HO7l+R8BA5f+sWGZQ9DJeuyx9XROV8zakpYlyW6wNs0Agb5iy1Sq/FsxLPnN6HmT8q6cbeCFBYxnUb5hg4FL/9iwzMHj3BdPW2g7NTjBPCzjXERelCMce+CcgheMPZKIpQDeHGcIsxMJMCgVpggvkSBja80GC9hqUem9RaMHsRXsWDgdlSR8Wl03SAld4q6+fGp8pC2YlhWmSAkUW2u28VnwD7G+ONr55307Z4/D7aGg0gFM2wpTJKQJW0u2cTCHuLtic0LVO6cur4J9o4Z+pROY9hWmukoztrZsaL894u7KrUsPTs66nB6CfkkUmHQF06HCVBdBwtaWDVVzCNvPrF9V4p5dljwD9TpKUOkOpkuFqdaCiK01G3rmEHKLY4MzTJM+pz25cfGJ/CmTyZ5zAmnj8U9LEAfTqcJUz9has6FnDl79qbLmhpGUpV+PPeexp6F2m54KgiELCTDdKkz1i609G3rmmBRWzjfI/                                                                                                                ( 1.4 )

3. Impuls

Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis:

I = F . ∆t                                                                                                                                              ( 1.5 )
Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka penulisannya akan berbeda (akan dipelajari nanti). Oleh karena itu dapat menggambarkan kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t. 


Gambar 2 : Kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t. Luas daerah yang diarsir menyatakan besarnya Impuls.

Luasan yang diarsir sebesar Fx (t2 – t1 ) atau I, yang sama dengan Impuls gaya. Impuls gaya merupakan besaran vektor, oleh karena itu perhatikan arahnya

Satuan Impuls
Satuan Impuls I = satuan gaya x satuan waktu
Satuan I = newton x sekon = N . s = kg . m/s2 . s =kg . m/s


4. Impuls sama dengan perubahan Momentum

Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan kemudian pada benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal selama ∆t, dan kecepatan benda menjadi v2 .

Untuk menjabarkan hubungan antara Impuls dengan perubahan momentum, akan kita ambil arah gerak mula-mula sebagai arah positif dengan menggunakan Hukum Newton II.

F = m a = m (v2 – v1 ) ∆t
F ∆t = m v2 - m v1

Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan perubahan momentum. Impuls gaya pada suatu benda sama dengan perubahan momentum benda tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai:

F ∆t = m v2 - m v1
( 1.6 )
I = p2 - p1
I = ∆p                                                                                                                                                   ( 1.7 )


5. Tumbukan dan Hukum Kekekalan Momentum

Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan paling sedikit dua buah benda. Misal bola biliar A dan B. Sesaat sebelum tumbukan bola A, bergerak mendatar ke kanan dengan momentum mAvA , dan bola B bergerak kekiri dengan momentum mBvB.



Gambar 3 : Tumbukan dua buah benda


Momemtum sebelum tumbukan adalah :

P = mAvA + mBvB

dan momentum sesudah tumbukan

P' = mAv'A + mBv'B

Sesuai dengan hukum kekelan energi maka pada momentum juga berlaku hukum kekekalan dimana momentum benda sebelum dan sesudah tumbukan sama.

Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan tetap asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda tersebut.

Pernyataan ini yang dikenal sebagai Hukum Kekekalan Momentum Linier. Secara matematis untuk dua benda yang bertumbukan dapat dituliskan

PA + PB = P'A + P'B

atau

mAvA + mBvB = mAv'A + mBv'B                                                                                                  ( 1.8 )


6. Jenis-jenis Tumbukan

Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda, maka berlaku hukum kekekalan momentum. Akan tetapi energi kinetik totalnya biasanya berubah. Hal ini akibat adanya perubahan energi kinetik menjadi bentuk kalor dan atau bunyi pada saat tumbukan. Jenis tumbukan ini disebut tumbukan tidak lenting sebagian. Bila setelah tumbukan kedua benda bergabung, disebut tumbukan tidak lenting sempurna. Ada juga tumbukan dengan energi kinetik total tetap. Tumbukan jenis ini disebut tumbukan lenting (sempurna). Jadi secara garis besar jenis- jenis tumbukan dapat diklasifikasikan ke dalam:

a.   Tumbukan lenting (sempurna)
b.   Tumbukan tidak lenting sebagian
c.    Tumbukan tidak lenting sempurna

https://sainsmini.blogspot.co.id/2015/08/momentum-dan-impuls-materi-fisika-dasar.html

Senin, 20 Februari 2017

Perubahan Energi Listrik

Perubahan Energi Listrik

§  Energi listrik menjadi energi kalor
Setrika Listrik
Energi listrik menjadi energi panas, misalnya pada setrika listrik, kompor listrik, catokan (pelurus) rambut dan solder listrik.

§  Energi listrik menjadi energi kimia
Energi listrik menjadi energi kimia, misalnya pada penyetruman (pengisian) aki. Selain itu penyepuhan juga merupakan energi listrik menjadi energi kimia.

§  Energi listrik menjadi energi gerak
Energi listrik menjadi energi gerak, alat yang digunakan yaitu kipas angin, penghisap debu.

Kipas Angin










Alat yang Memanfaatkan energi listrik untuk diubah menjadi energi bentuk lain

•Setrika Listrik

Setrika listrik komponen utamanya adalah sebuah koil (lilitan kawat yang dililitkan pada selempeng asbes atau bahan lain yang tahan panas). Listrik dialirkan ke kawat tersebut sehingga akan memanas. Bila setrika tidak ada saklar otomatisnya, maka biasanya lilitan tersebut sampai terlalu panas dan membara sampai bisa putus. Panas dari lilitan tadi akan tertransfer ke permukaan bawah setrika sehingga kita bisa menyetrika.

•Lampu Pijar

Saat bola lampu pijar di hidupkan, arus listrik akan mengalir dari Electrical contact menuju filamen dengan melewati kawat penghubung. Akibatnya akan terjadi pergerakan elektron bebas dari kutub negatif ke kutup positif.

•Lampu Tabung (Tube Lamp/TL)








Teknik mengatur tekanan dalam lampu tabung dan memberi zat tertentu pada dinding tabung dapat menhasilkan cahaya putih. Tehnik inilah yang dipakai untuk lampu tabung atau lampu neon.
Penggunaan lampu tabung dirasa lebih menguntungkan karena hampir semua energi listrik yang digunakan diubah menjadi cahaya. Hanya sedikit energi listrik yang diubah menjadi kalor.


Hemat Listrik

Sikap menghemat energi juga harus selalu kita tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya mematikan lampu dan alat-alat listrik lainnya yang sudah tidak digunakan.
Tips Hemat Listrik PLN
1. Matikan lampu jika kita tidak menggunakannya.
2. Gunakan lampu hemat energi yang terang (bukan bohlam lampu pijar)
3. Cabut steker listrik barang elektronik yang tidak kita gunakan. Bisa juga menggunakan stop kontak untuk mematikannya.
4. Gunakan alat penghemat listrik yang bagus.
5. Matikan lampu, tv, radio, dll saat tidur.
6. Pilih barang elektronik yang hemat listrik.
7. Ajari anak dan keluarga untuk hemat energi listrik.
8. Cabut charger ponsel saat indikator energi hp sudah penuh.
9. Gunakan energi gas lpg untuk memasak.
10. Gunakan energi matahari untuk memanaskan air, dll.


https://zzagy.wordpress.com/ipa-3/hemat-listrik/

Senin, 13 Februari 2017

DAYA LISTRIK Untuk SMK/SMA Kelas X

ENERGI DAN DAYA LISTRIK


Arus Listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik dan dinyatakan dalam satuan volt. Energi listrik adalah energi akhir yang dibutuhkan bagi peralatan listrik untuk menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi lain.
Besarnya energi ini dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut :

W = Q . V

Dengan,
W = energi (joule)
Q = besar muatan yang dipindahkan (coulomb)
V = beda potensial (V)
Jika beda potensial ditulis V, kuat arus I, dan waktunya t maka energi yang dilepaskan oleh alat dan diubah menjadi energi kalor W adalah :

W = V . I . t
Dengan,
V = beda potensial (volt)
I = kuat arus (ampere)
t = waktu (sekon)
W = energi yang dilepaskan oleh sumber tegangan (joule)

Satuan energi dalam SI memang joule. Namun untuk energi kalor sering digunakan satuan lain, yaitu kalori (kal) atau kilokalori (kkal). Hubungan antar atuan kalori dengan joule adalah
1 kal = 0,24 joule

Karena itu dalam peristiwa perubahan energi listrik menjadi energi kalor, berlaku persamaan energi yang bersatuan kalori :
W = 0,24 V . I . t

Menurut hukum Ohm :
V = I . R
Dengan demikian, persamaan W = V I t dapat diubah menjadi :
W = I . R . I . t


Daya Listrik
Daya listrik adalah besarnya usaha yang dilakukan oleh sumber tegangan dalam 1 sekon. Jika dalam waktu t sekon sumber tegangan telah melakukan usaha sebesar W, maka daya alat tersebut adalah

P = W / t

Dengan,
W = usaha (joule)
t =  waktu (sekon)
P = daya (joule/sekon) atau watt
1 joule/sekon =1 watt

Jika pada alat-alat listrik kita dapati tulisan , misalnya 220 V 50 W, artinya bahwa alat tersebut akan dapat bekerja dengan baik jika dipasang pada tegangan 220 V dan daya yang digunakan adalah 50 watt. Daya 50 watt sendiri dalam tiap sekon alat tersebut menggunakan energi listrik sebesar 50 joule.


Penghitungan Pemakaian Energi Listrik Di Rumah
Meteran yang dipakai sebagai pengukur energi yang dipakai dirumah, diukur dengan satuan kilowatt-hour (disingkat kWh). Angka yang ditunjukkan oleh meteran inilah yang dipakai sebagai dasar pembayaran rekening listrik dirumah.
Karena satuan daya P adalah watt dan satuan waktu t adalah sekon, maka satuan usaha atau energi adalah watt-sekon atau Ws. Satuan ini dianggap terlalu kecil dalam pengukuran pemakaian listrik sehari-hari. Untuk itu, perlu ditentukan satuan yang lebih besar yaitu watt-jam atau watt hour atau Wh.

1 Wh = 3600 Ws

Meteran dirumahmu memakai satuan kilowatt-jam atau kilowatt-hour (kWh).

1 kWh =1000 x 3600 Ws

 Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1 miliWatt  = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt
https://zzagy.wordpress.com/ipa-3/hemat-listrik/